Komputrobotika

Belajar Programming, AI & Teknologi Masa Depan

FLOWER vs Moodle dalam Integrasi Sistem Pembelajaran Koding

Python Programming

Ditulis oleh Reza Ervani pada 27 June 2025 03:54


Pengantar

Tulisan ini disusun dari sudut pandang saya sebagai pengembang FLOWER (Flask-powered Learning Organizer and Writing Engine by Reza Ervani), sebuah sistem pembelajaran berbasis web yang dibangun menggunakan Python dan Flask. Oleh karena itu, perlu disampaikan bahwa beberapa penilaian yang disajikan bisa memiliki kecenderungan subjektif, meskipun disusun dengan niat untuk tetap objektif, berdasarkan fakta teknis dan pengalaman penggunaan langsung.

FLOWER sendiri merupakan platform LMS modular yang dikembangkan dengan pendekatan minimalis, fleksibel, dan modern. Dirancang untuk mendukung pembelajaran berbasis koding, AI, dan materi interaktif, FLOWER mengedepankan arsitektur yang ringan, dapat diskalakan, dan mudah dikustomisasi oleh institusi atau individu yang menginginkan kontrol penuh atas sistem pembelajarannya.

1. Keterbatasan Integrasi Koding pada Moodle

Moodle menyediakan dukungan untuk aktivitas koding melalui plugin seperti CodeRunner, namun implementasinya memiliki sejumlah keterbatasan yang signifikan, khususnya untuk institusi atau pengembang yang menginginkan fleksibilitas penuh dan arsitektur modern:

  • Konfigurasi sistem sangat kompleks
    Plugin seperti CodeRunner memerlukan instalasi dan konfigurasi Jobe server, yaitu daemon eksekusi kode terpisah yang harus dijalankan secara paralel dengan Moodle.
  • Ketergantungan terhadap engine kuis Moodle
    Plugin tersebut terintegrasi erat dengan sistem kuis Moodle, yang berarti perubahan pada sistem penilaian atau logika evaluasi akan memerlukan modifikasi terhadap struktur internal Moodle yang kompleks.
  • Kesulitan dalam deployment portabel
    Untuk menjalankan Moodle dan plugin coding dalam konteks container seperti Docker, pengguna harus mengemas seluruh stack Moodle secara utuh, termasuk database, plugin, konfigurasi web server, file upload, serta daemon Jobe. Ini menyulitkan skalabilitas dan pemindahan antar server.

2. FLOWER: Arsitektur Modern untuk Pembelajaran Koding

FLOWER dirancang sejak awal sebagai sistem pembelajaran modular berbasis Python dan Flask. Salah satu keunggulan fundamental FLOWER adalah kemampuannya untuk mendukung eksekusi dan evaluasi koding secara fleksibel dan skalabel:

  • Backend eksekusi koding dapat dipisahkan sepenuhnya
    Sistem checker, compiler, dan evaluator tidak melekat pada antarmuka pengguna, melainkan dapat dijalankan sebagai layanan Flask yang berdiri sendiri. Hal ini memudahkan manajemen beban dan keamanan.
  • Komunikasi antar komponen melalui REST API atau gRPC
    FLOWER mendukung arsitektur terdistribusi secara alami. Layanan backend koding dapat berkomunikasi secara aman dan efisien dengan server utama menggunakan protokol standar industri seperti REST atau gRPC.
  • Mudah diskalakan dan diisolasi per bahasa atau level pelatihan
    FLOWER memungkinkan penyusunan layanan koding berdasarkan bahasa pemrograman (misalnya Python, C++, Java) atau tingkat kesulitan tertentu. Ini memudahkan isolasi, pembatasan sumber daya, serta pengujian dan pengembangan berkelanjutan.

3. Kesimpulan

Arsitektur Moodle yang bersifat monolitik dan bergantung pada integrasi internal menjadikan proses pengembangan dan deployment fitur koding relatif berat dan tidak fleksibel. Sebaliknya, FLOWER hadir sebagai solusi modern dengan pendekatan modular yang memungkinkan integrasi sistem koding secara efisien, portabel, dan sesuai dengan praktik DevOps dan cloud computing saat ini.

FLOWER dikembangkan sebagai alternatif ringan dan terbuka bagi institusi atau individu yang menginginkan sistem pembelajaran yang dapat disesuaikan penuh, terutama dalam konteks pembelajaran koding dan teknologi modern lainnya.

Penutup

FLOWER masih berada pada tahap awal pengembangan. Hingga saat artikel ini ditulis, sistem ini baru berusia 4 (empat) minggu sejak pertama kali dibangun. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ruang untuk perbaikan, baik dari sisi fungsionalitas, dokumentasi, maupun ketahanan sistem.

Kami berharap FLOWER dapat menjadi salah satu kontribusi kecil dalam upaya memajukan pembelajaran daring berbasis teknologi terbuka.

← Kembali
Iklan
iklan1
Tautan Terkait